Grüessech! Nama saya Nadita Putri Hapsari atau biasa dipanggil Nadita. Umur saya 17 tahun, dan sekarang saya sedang menjalankan program pertukaran pelajar AFS selama 11 Bulan di Negara Swiss! Pasti kalian berfikir bahwa Swiss itu dingin, sepi dan bersalju. Memang benar sih, karena setiap hari minggu toko-toko pasti tutup jadi sepi hehehe… Sebenarnya Swiss lebih dari sekedar dingin, keju, cokelat dan sapi. Swiss adalah Negara kecil di benua Eropa yang diapit oleh Negara Jerman, Perancis dan Italia. Itulah sebabnya mengapa Swiss memiliki 4 Bahasa resmi termasuk Bahasa Jerman, Perancis dan Italia, dan karena itu juga Swiss walaupun kecil tetapi sangat Multikultural. Swiss adalah Negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari pegunungan Alpen.
Saya sudah 3 bulan menetap di Negara ini, tentu ada banyak pengalaman yang sudah saya lewati. Awal saya sampai di Swiss, tepatnya di Kota Zürich saya dijemput oleh Host Mom, kata pertama yang saya ucapkan ketika sampai di Swiss adalah Dingin. Karena memang menurut saya sangat dingin, tetapi Host mom saya bilang bahwa ini belum seberapa dengan musim dingin pada bulan Desember nanti. Saya tinggal di Kanton Bern, yang merupakan ibukota Swiss. Lebih tepatnya saya tinggal di sebuah desa bernama Unterlangenegg Kreuzweg, yang terletak di sebuah kota kecil namun sangat indah, Thun. Tempat tinggal saya disini sangat berbeda 180 derajat dengan tempat tinggal saya di Jakarta. Saya tinggal di sebuah rumah yang hangat dan terdapat tempat praktek Dokter tempat Host Dad saya bekerja. Disini saya bisa melihat Gunung Stockhorn dari jendela kamar saya, mendengar bunyi lonceng sapi setiap pagi bahkan bangun pagi dengan pemandangan salju di taman saya sendiri! Tidak ada macet di kota saya, karena setiap penduduknya rata-rata menggunakan transportasi umum. Bahkan host family saya, jarang menggunakan mobilnya dan memilih untuk menggunakan transportasi umum seperti Bus atau kereta.
Awalnya memang sulit bagi saya untuk menyesuaikan diri dengan bahasa dan lingkungan baru. Orang Swiss berbicara mengunakan bahasa Swiss Jerman atau Schweizer Deutsch, dan cukup berbeda dengan bahasa Jerman yang biasa dipelajari atau biasa disebut Hoch Deutsch. Jarang sekali mereka menggunakan Bahasa Jerman (Hoch Deutsch), jadi saya kesulitan untuk berbahasa karena semua berbicara dengan dialek Schweizer Deutsch. Lucunya, setiap kanton memiliki keunikan masing-masing, Swiss Jerman di Kanton Bern tidak akan sama dengan Swiss Jerman di Kanton Zürich atau Kanton Basel. 5 minggu pertama saya diisi dengan belajar bahasa Jerman di Klubschule, disana saya bertemu dengan Exchange Students dari berbagai Negara, seperti Jepang, New Zealand, Norwegia bahkan Chile dan Argentina! Bagi saya inilah juga yang membuat menjadi Exchange student sangat menyenangkan, kapan lagi bisa punya teman dari berbagai belahan dunia!
Saya mulai sekolah di minggu ke-3, namun hanya hari Kamis dan Jum’at. Karena Senin sampai Rabu saya harus menjalankan kursus intensif Bahasa Jerman. Awalnya seperti bersekolah di planet lain, karena apa yang dibicarakan guru maupun teman saya tidak mengerti walau sepenggal katapun. Namun di bulan ke-3 ini semua jauh lebih baik, saya sedikit demi sedikit paham apa yang dibicarakan oleh guru maupun teman. Saya bahkan sudah bisa berinteraksi dengan Bahasa Jerman dengan Keluarga dan teman disini. Butuh waktu juga bagi saya untuk dekat dengan teman-teman disini, karena pada dasarnya mereka sangat tertutup dan butuh pendekatan ekstra hehehe. Teman jugalah yang memotivasi saya untuk bisa cepat-cepat berbahasa Jerman, karena diam bagi saya gak enak, karena saya orangnya tidak bisa berhenti bicara hehe. Host family saya sangat berperan penting dengan kemajuan berbahasa saya. Mereka dengan sabar mengajari saya, terkadang saya membuat mereka mengulang kata-kata yang baru saja diucapkan karena saya tidak mengerti.
Saya betul-betul serasa Duta Bangsa Kecil disini. Menjadi orang Indonesia satu-satunya di Sekolah, mempresentasikan tentang Indonesia. Bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman atau bahkan guru. Terkadang mereka menanyakan pertanyaan yang unik dan sulit untuk dijawab. Apalagi jika ditanya dengan bahasa Jerman, terkadang teman-teman saya tertawa saat saya berbicara bahasa Jerman karena memiliki aksen yang lucu katanya. Menjalankan pertukaran pelajar membuat saya merasakan bagaimana rasanya keluar dari zona nyaman dan berani malu untuk bicara dan bertanya.
Saya mempunyai 3 kakak perempuan disini, dan juga anjing kecil bernama Pino. Awalnya saya takut sekali dengan Anjing, karena disini anjingnya besar-besar sekali, namun sekarang tidak lagi karena sudah terbiasa. Kakak saya sangat berbeda satu sama lain namun, mereka sangat perhatian dengan saya. Saya sering menanyakan tentang pelajaran di Sekolah kepada Host Sisters saya.
Di Swiss makanan utamanya adalah Roti dan Keju. Sama halnya seperti orang Indonesia dengan nasi. Ada banyak jenis roti dan keju disini, tapi bagi saya semua enak hehehe. Saya bahkan naik sampai 5 Kg loh! Swiss juga terkenal akan cokelatnya, disini memang surga cokelat. Dan lagi-lagi bagi saya semuanya enak! Disini saya difasilitasi dengan GA (General Abodement) dengan kartu GA saya bisa berkeliling atau pergi kemanapun di Negara Swiss Gratis! Seru bukan? Saya telah mengunjungin beberapa tempat di Swiss. Seperti Kota Bern, Zürich, Interlaken dan Basel. Masih banyak sebetulnya tempat yang ingin saya kunjungi. Di Interlaken untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya melihat dan merasakan salju! Disana jugalah saya pergi ke tempat pengambilan film James Bond!
Sekarang semakin hari semakin dingin, terkadang bahkan hingga 0 derajat celcius. Saya terkadang harus menggunakan baju berlapis-lapis selama diluar rumah. Penduduk Swiss betul-betul memperhatikan penampilan, jadi walaupun harus berlapis-lapis tetap harus gaya dong hehehe. Kapan lagi bisa menggunakan coat keren dan Boots kemudian berjalan-jalan menyusuri kota dan ketika berbicara keluar asap seperti di film-film? Hanya dengan melakukan pertukaran pelajar kiranya saya bisa merasakan ini semua.
Menjadi Exchange Students memang sangat penuh dengan cerita dan pengalaman. Bertemu dengan banyak orang, memilki teman dari berbagai belahan dunia, belajar bahasa dan budaya, merasakan salju,punya kakak bule,semuanya baru dan menyenangkan. Jadi kalau tidak sekarang memberanikan diri menjadi Duta Bangsa Kecil dan keluar dari zona nyaman, Kapan lagi?
Nadita Putri Hapsari
Latest posts by Nadita Putri Hapsari (see all)
- Kapan Lagi ? - 21 November 2013
seru sekali ya belajar bahasa Jerman sambil tinggal disana dan berbaur dengan warga asli… belajar langsung praktek 😀